Friday, July 20, 2012

Setan-setan dibelenggu di bulan Ramadhan




Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Apabila masuk Ramadhan maka dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, dan dirantai lah syetan-syetan.” [Hadits Riwayat Bukhari 4/97 dan Muslim 1079].

Syekh Abdul Aziz Alu Syaikh sebagaimana dalam muqaddimah Majalah Al-Buhuts Al-Islamiyah nomor 61 khusus Ramadhan dan terdapat dalam sebagian riwayat , tentang “pembatasan belenggu dan pengikatan (hanya) terhadap marodatus syayathien (syetan-syetan yang kuat durhakanya)”.  Maka berbeda-beda pendapat para ulama dalam penjelasan dan keterangannya.




Di antara mereka ada yang berkata: Sesungguhnya diikatnya syetan itu khusus marodatus syayathien (syetan yang durhakanya kuat) bukan yang lainnya, untuk mengurangi kejahatan di bulan (Ramadhan) ini.
Sebagian ulama berkata: keutamaan ini hanyalah diperoleh oleh orang-orang yang puasanya dijaga syarat-syaratnya dan dijaga adab-adabnya…
Ulama yang lain berkata, dan yang ini lebih dekat pada kebenaran insya Allah: bahwa diikatnya syetan-syetan itu adalah sebenarnya, dan tidak mesti dari diikatnya seluruh syetan-syetan akan tidak terjadi kejahatan dan maksiat; karena hal itu ada pula sebab-sebab dari selain syetan, seperti hawa nafsu yang jahat dan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, dan syetan-syetan (dari jenis) manusia; maka maksud dari itu adalah bagaimanapun sesungguhnya bulan (Ramadhan) ini adalah kesempatan bagi orang yang diberi pertolongan oleh Allah dan dibuka hatinya untuk menerima ketaatan kepada-Nya, dan menjauhi dari maksiat-maksiat karena banyaknya sebab-sebab dan factor-faktor yang mendorongnya (untuk taat kepada Allah dan menjauhi maksiat)…
Dan keutamaan-keutamaan ini … yaitu bahwa Allah pada bulan ini membebaskan dari neraka dan hal itu setiap malam. Dan dapat diambil faedah dari hadits ini dengan bertambahnya keutaman yang lain…



sumber: alrisalah 

***

Makna Syetan-Syetan Dibelenggu di bulan Ramadhan

Soal:

Apa yang Syaikh katakan mengenai dibelenggunya syetan-syetan di Bulan Ramadhan?

Jawab:

Alhamdulillahi Rabiil ‘alamien.

Dalam hadits shahih diriwayatkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ ).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ketika Ramadhan datang maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dirantailah syetan-syetan.  (Hadits Riwayat Al-Bukhari nomor 1899, dn Muslim nomor 1079).

Para ulama telah berbeda pendapat mengenai makna syetan-syetan dibelenggu di Bulan Ramadhan atas beberapa pendapat:

Al-Hafidh Ibnu Hajar menukil dari Al-Hulaimi: “ Itu mengandung makna bahwa yang dimaksud adalah syetan-syetan itu tidak mulus dalam memfitnah Muslimin sebagaimana mulusnya pada bulan lainnya karena kesibukan Muslimin dengan shiyam yang di dalamnya terkekanglah syahwat, dan mereka sibuk dengan membaca Al-Qur’an, dan dzikir.

Ulama lainnya –selain Al-Hulaimi—berkata, yang dimaksud dengan syetan-syetan (dibelenggu) itu adalah sebagian syetan, yaitu yang durhaka kelewat batas di antara mereka… sabdanya  صُفِّدَتْ  artinya diikat kencang dengan belenggu-belenggu yaitu ranta-rantai, artinya rangkaian rantai…

‘Iyadh berkata, itu mengandung makna bahwa hadits itu berdasarkan lahiriyahnya dan makna sebenarnya, itu semua adalah pertanda bagi malaikat karena masuknya Bulan Ramadhan itu, dan pengagungan kemuliaannya, dan karena tercegahnya syetan-syetan dari mengganggu Mukminin. Dan mengandung makna pula bahwa itu menjadi isyarat kepada banyaknya pahala dan ampunan, sedang syetan-syetan sedikit penyesatannya, maka jadilah mereka bagai dibelenggu. Dia berkata, makna yang kedua ini didukung sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Yunus dari Ibnu Syihab menurut Muslim:  فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ  pintu-pintu rahmat dibuka.

Dia berkata, hadits itu mengandung makna bahwa syetan-syetan dibelenggu itu adalah ungkapan tentang lemahnya mereka dari menyesatkan dan menghiasi syahwat.  Az-zain bin Al-Munir berkata, makna yang pertama (makna sebenarnya) itu lebih lurus dan tidak ada keterdesakan yang mendorong untuk mengalihkan lafal dari lahiriyahnya.  (Fat-hul Bari, 4/ 114).

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah Ta’ala ditanya tentang sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  (وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ ) dan syetan-syetan dibelenggu (ketika datang Ramadhan), tapi di samping itu kami lihat manusia sama bergulat pada siang Ramadhan, maka bagaimana syaithan-syaithan dibelenggu tetapi sebagian manusia bergulat?

Syaikh Ibnu ‘Utsaiman menjawab:

Dalam sebagian riwayat hadits  (وَتُصَفَّدُ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ )  pada bulan Ramadhan dibelenggulah syetan-syetan yang durhaka kelewat batas atau dirantai, ini menurut An-Nasaai. Hadits seperti ini termasuk perkara yang ghaib yang sikap kita terhadapnya adalah taslim (berserah diri) dan tashdiq (membenarkan), dan hendaknya kita tidak berbicara apa yang di balik itu. Karena ini lebih selamat bagi agama seseorang dan lebih baik akibatnya. Oleh karena itu ketika Abdullah bin Imam Ahmad berkata kepada ayahnya yakni Ahmad bin Hanbal: bahwa manusia bergulat di bulan Ramadhan; maka Imam Ahmad berkata: demikianlah dalam hadits (syetan –syetan dibelenggu) dan jangan kau berbicara mengenai ini.

Kemudian sesungguhnya yang lahiriyah syetan-syetan terbelenggu dari menyesatkan manusia, dengan bukti banyaknya kebaikan dan kembali kepada Allah pada Bulan Ramadhan. Selesai perkataan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin. (Majmu Al-Fatawa 20 oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin).

Atas dasar ini maka dibelenggunya syetan-syetan itu adalah dibelenggu secara makna sebenarnya (hakiki), Allahu a’lam dengannya, dan tidak harus karena itu maka tidak terdapat kejahatan-kejahatan dan kemaksiatan-kemaksiatan di antara para manusia. Wallahu a’lam.

(Fatwa al-Islam Soal dan Jawab, dengan bimbingan Syaikh Shalih Al-Munajid, sumber www.islam-qa.com, kemudian www.ahlalhdeeth.com)